AYAT TENTANG
KESUBURAN, KERJA KERAS DAN MENABUNG
Dalam QS. Yusuf ayat 47
Artinya : “ kamu akan
berladang tujuh tahun dengan kerja keras,maka apa yang kamu tuai, hendaklah
kamu tinggalkan pada tangkainya, kecuali sedikit apa yang kamu makan.”
Maksud dari
ayat di atas yang artinya“kamu akan berladang tujuh tahun dengan kerja
keras” Bahwa seberapa pun kesuburan tak akan
memberikan hasil yang melimpah tanpa kerja keras. Waktu tak kan memberi
banyak arti tanpa sebuah “kerja keras” atau hanya di gunakan dari hal yang
sia-sia. Potensi tak kan berkembang tanpa di gali dengan kerja
keras. kepintaran tak kan bermanfaat tanpa kerja keras dalam
belajar. Bahkan kekayaan pun tak kan bertambah tanpa kerja keras. Dan
iman pun tak kan memberi karunia amal yang banyak tanpa kesungguhan dalam
beramal dan mencari ilmu. “maka apa yang kamu tuai, hendaklah kamu
tinggalkan pada tangkainya” apa yang kita hasilkan dari kerja keras kita,
hendaklah kita sisihkan, kita tabung. Menabung banyak sekali
menfaat nya di antaranya untuk keperluan mendadak, atau keperluan yang
lebih besar di masa mendatang, keperluan sekolah anak-anak, atau paling tidak
sebagai simpanan kita untuk di masa tua. “kecuali sedikit apa yang kamu
makan.”Setiap orang berbeda-beda penghasilannya. Kadang kita merasa,
karena penghasilan yang sedikit, maka kita berpikir, kita tak bisa
menabung. Pada pangkal ayat di atas di jelaskan “kecuali apa yang
kita makan” atau dengan kata lain “hanya sekedar keperluan”. Disini
kadang kita yang kurang memperhatikan mana “keperluan” dan “kemauan”.
Kita beli
sesuatu barang, baju misalnya; kita membelinya karena kita menyukainya, padahal
dalam lemari masih banyak stok baju . Beli acsessoris, padahal sudah satu kotak
yang penuh oleh acsessoris. Beli perabotan padahal yang ada masih
bagus. Inilah kadang kita yang tak bisa membedakan, kita membeli apakah
keperluan atau hanya sekedar kemauan. Hingga kita tak bisa menyisihkan
sedikit dari penghasilan, ironisnya lagi jaman sekarang semakin membudaya
dengan gaya hidup “kredit”. Berhutang karena keperluan yang
mendesak, adalah hal yang wajar. Tapi berhutang/kredit hanya karena gaya hidup,
kecantikan, kemewahan, maka sungguh ini sangat bertentangan dengan petunjuk
agama. Dan setiap jalan yang kita ambil, bila bertentangan dengan kehendak
agama, maka kerugian dan penyesalan akan kita dapatkan suatu saat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar