Selasa, 17 Juni 2014

AYAT TENTANG KESUBURAN, KERJA KERAS DAN MENABUNG



AYAT TENTANG KESUBURAN, KERJA KERAS DAN MENABUNG

Dalam QS. Yusuf ayat 47
Artinya : “ kamu akan berladang tujuh tahun dengan kerja keras,maka apa yang kamu tuai, hendaklah kamu tinggalkan pada tangkainya,  kecuali sedikit apa yang kamu makan.”
Maksud dari ayat di atas yang artinya“kamu akan berladang tujuh tahun dengan kerja keras” Bahwa seberapa pun kesuburan tak akan memberikan hasil yang melimpah tanpa kerja keras.   Waktu tak kan memberi banyak arti tanpa sebuah “kerja keras” atau hanya di gunakan dari hal yang sia-sia.   Potensi tak kan berkembang tanpa di gali dengan kerja keras.   kepintaran tak kan bermanfaat tanpa kerja keras dalam belajar.  Bahkan kekayaan pun tak kan bertambah tanpa kerja keras. Dan iman pun tak kan memberi karunia amal yang banyak tanpa kesungguhan dalam beramal dan mencari ilmu. “maka apa yang kamu tuai, hendaklah kamu tinggalkan pada tangkainya” apa yang kita hasilkan dari kerja keras kita, hendaklah kita sisihkan, kita tabung.    Menabung banyak sekali menfaat nya di antaranya untuk keperluan mendadak, atau  keperluan yang lebih besar di masa mendatang, keperluan sekolah anak-anak, atau paling tidak sebagai simpanan kita untuk di masa tua. “kecuali sedikit apa yang kamu makan.”Setiap orang berbeda-beda penghasilannya.  Kadang kita merasa, karena penghasilan yang sedikit, maka kita berpikir,  kita tak bisa menabung.  Pada pangkal ayat di atas di jelaskan “kecuali apa yang kita makan” atau dengan kata lain “hanya sekedar keperluan”.  Disini kadang kita yang kurang memperhatikan mana  “keperluan” dan “kemauan”.
Kita beli sesuatu barang, baju misalnya; kita membelinya karena kita menyukainya, padahal dalam lemari masih banyak stok baju . Beli acsessoris, padahal sudah satu kotak yang  penuh oleh acsessoris.  Beli perabotan padahal yang ada masih bagus.  Inilah kadang kita yang tak bisa membedakan, kita membeli apakah keperluan atau hanya sekedar kemauan.  Hingga kita tak bisa menyisihkan sedikit dari penghasilan, ironisnya lagi jaman sekarang semakin membudaya dengan gaya hidup “kredit”.    Berhutang karena keperluan yang mendesak, adalah hal yang wajar. Tapi berhutang/kredit hanya karena gaya hidup, kecantikan,  kemewahan, maka sungguh ini sangat bertentangan dengan petunjuk agama. Dan setiap jalan yang kita ambil, bila bertentangan dengan kehendak agama, maka kerugian dan penyesalan akan kita dapatkan suatu saat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar